PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR
BABI
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1 LATAR
BELAKANG
Batang Hari (atau Sungai Hari) adalah sungai terpanjang
di pulau
Sumatera sekitar
800 km. Mata airnya berasal dari Gunung Rasan (2585
m), dan yang menjadi hulu dari Batang Hari ini adalah sampai kepada Danau
Diatas, yang sekarang masuk kepada wilayah Kabupaten
Solok, provinsi Sumatera
Barat, dan mengalir ke selatan sampai ke daerah Sungai Pagu,
sebelum berbelok ke arah timur.
Daerah Aliran
Sungai (DAS) Batang Hari merupakan DAS terbesar kedua di Indonesia, mencakup
luas areal tangkapan (catchment area) ± 4.9 juta Ha.Sekitar 76 %
DAS Batang Hari berada pada provinsi Jambi, sisanya berada pada provinsi
Sumatera Barat. adanya aktivitas pertambangan dan kegiatan pengusahaan
(eksploitasi) hutan yang dilakukan secara mekanis sepanjang aliran sungai,
telah berdampak terhadap berubahnya alur sungai, erosi di tepian sungai,
pendangkalan atau sedimentasi yang tinggi di sepanjang aliran DAS Batang Hari
terutama sebelah hilir. Perubahan alur dan arah arus Batang Hari ini
mengakibatkan air sungai dengan cepat naik pada saat musim hujan datang,
sebaliknya cepat surut saat musim kemarau. Hal ini juga diperburuk dengan
meningkatnya populasi penduduk terutama pada daerah transmigrasi sedikit
banyaknya akan membebani wilayah
DAS Batang Hari itu sendiri.Sebagian areal DAS Batang Hari berada di dalam
kawasan Taman Nasional Kerinci
Seblat (TNKS)
yaitu mencakup 234.000 Ha, dan di zona tengah terdapat Taman Nasional Bukit
Duabelas (TNBD)
seluas 60.500 Ha.Oleh karena itu penelitian ini lebih dimaksudkan untuk meninjau
keadaan sekitar DAS Batanghari.
1.2 TUJUAN
ü Mengetahui keadaan DAS Batanghari secara visual
terkusus di Kota Jambi
1.3 RUMUSAN
MASALAH
Ø
Bagaimana keadaan sekitar DAS Batanghari
terkhusus disekitar kota Jambi
Ø Kegiatan
apa saja yang ada disekitar DAS Batanghari disekitar kota Jambi
1.4 BATASAN PEMBAHASAN
ü
Disini
kami hanya membahas tentang sungai Tembuku kel. Kasang.
ü Keadaan
sekitar DAS Batanghari Secara Visual
1.5METODE
PENELITIAN
Metode
yang kami ambil pada penelitian ini adalah Teknik Observasi yaitu pengamatan
secara langsung pada tempat sampelyang ditelitiyaitu Sungai Tembeku Kelurahan Kasang, Kecamatan Jambi Timur, Provinsi
Jambi.
1.6MANFAAT PENELITIAN
ü Menambah wawasan dan pengetahuan mengenai DAS
ü Mengetahui manfaat dari DAS
BAB
II
LANDASAN TEORI
LANDASAN TEORI
2.1DEFINISI
SUNGAI
Sungai
adalah tempat
– tempat dan wadah – wadah serta jaringan pengaliran air mulai dari mata air
sampai muara dengan dibatasi kanan dan kirinya serta sepanjang pengalirannya
oleh garis sempadan (Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991).Berdasarkan
Undang – Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud
wilayah sungai adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu
atau lebih daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang
dari atau sama dengan 2000 km2. Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi
kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak landai, dan
relatif rata.Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak menjadi lebih
lambat dan makin lambat pada daerah hilir.Sungai merupakan tempat berkumpulnya
air di lingkungan sekitarnya yang mengalir menuju tempat yang lebih
rendah.Daerah sekitar sungai yang mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah
tangkapan air atau daerah penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga
dipengaruhi aktifitas dan perilaku penghuninya (Wiwoho,2005). Sungai sebagai
sumber air merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi serba guna bagi kehidupan dan
penghidupan manusia.Menurut Mulyanto (2007) ada dua fungsi utama sungai secara
alami yaitu mengalirkan air dan mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah
Aliran Sungai.
Jenis-jenis
sungai
Menurut jumlah airnya:
1.
Sungai
permanen
yaitu sungai
yang debit airnya sepanjang tahun relatif tetap. Contoh sungai jenis ini adalah
sungai Kapuas, Kahayan, Barito, dan Mahakam di Kalimantan, Sungai Musi dan
Sungai Indragiri di Sumatra.
yaitu sungai
yang pada waktu musim hujan airnya banyak, sedangkan pada musim kemarau airnya
sedikit. Contoh sungai jenis ini banyak terdapat di Pulau Jawa, misalnya
Bengawan Solo dan Sungai Opak di Jawa Tengah, Sungai Progo dan Sungai Code di
Daerah Istimewa Yogyakarta, serta Sungai Brantas di Jawa Timur.
yaitu sungai
yang mengalirkan airnya pada musim penghujan, sedangkan pada musim kemarau
airnya kering. Contoh sungai jenis ini adalah Sungai Kalada di Pulau Sumba dan
Sungai Batanghari di Sumatra.
yaitu sungai
yang ada airnya hanya pada saat musim hujan. Pada hakekatnya, sungai jenis ini
hampir sama dengan jenis episodik, hanya saja pada musim hujan sungai jenis ini
airnya belum tentu banyak.
Menurut
genetiknya:
3.
Sungai Obsekwen yaitu anak sungai subsekwen yang
alirannya berlawanan arah dengan sungai konsekwen.
6.
Sungai Andesen yaitu sungai yang kekuatan erosi ke
dalamnya mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan yang dilalui.
7.
Sungai Anaklinal yaitu sungai yang arah alirannya
mengalami perubahan karena tidak mampu mengimbangi pengangkatan lapisan batuan.
Menurut
sumber airnya:
1.
Sungai hujan yaitu sungai yang berasal dari air
hujan. Banyak dijumpai di Pulau Jawa dan kawasan Nusa Tenggara.
2.
Sungai gletser yaitu sungai yang berasal dari
melelehnya es. Bnyak dijumpai di negara-negara yang beriklim dingin, seperti
Sungai Gangga di India dan Sungai Rhein di Jerman.
3.
Sungai campuran yaitu sungai yang berasal dari air
hujan dan lelehan es. Dapat dijumpai di Papua, contohnya Sungai Digul dan
Sungai Mamberamo.
Manfaat
Sungai
Berikut ini adalah kegunaan /
manfaat perairan darat bagi manusia yang ada di sekitarnya :
1. Sumber energi pembangkit listrik
2. Sebagai sarana transportasi
3.Tempat rekreasi atau hobi
4.Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll
5.Sumber air minum makhluk hidup
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
8.Sebagai tempat olahraga
9.Untuk mandi dan cuci
10.Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
11.Tempat riset penelitian dan eksplorasi
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa
2. Sebagai sarana transportasi
3.Tempat rekreasi atau hobi
4.Tempat budidaya ikan, udang, kepiting, dll
5.Sumber air minum makhluk hidup
6. Bahan baku industri
7. Sumber air pertanian, peternakan dan perikanan
8.Sebagai tempat olahraga
9.Untuk mandi dan cuci
10.Tempat pembuangan limbah ramah lingkungan
11.Tempat riset penelitian dan eksplorasi
12. Bahan balajar siswa sekolah dan mahasiswa
Kemanfaatan
terbesar sebuah sungai adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air
limbah, bahkan sebenarnya potensial untuk dijadikan objek wisata sungai.
2.2 PENGERTIAN
DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS), dalam istilah
asing disebutcatchment area, drainage area, drainage
basin, river basin, atauwatershed (Notohadiprawiro,
1981; Cech, 2005). Pengertian yang berkembang di Indonesia, terdapat tiga
terminology sesuai dengan luas dan cakupannya yaitu: Catchment, Watershed dan Basin.
Tidak ada batasan baku, tetapi selama ini dipahami bahwacatchmen lebih
kecil dari watershed, dan basin adalah DAS besar (Priyono
dan Savitri, 2001).
Daerah Aliran Sungai disingkat DAS ialah air yang mengalir
pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi di mana air tersebut
berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut. Guna
dari DAS adalah menerima, menyimpan, dan mengalirkan air hujan yang jatuh
diatasnya melalu sungai.Air Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah air yang mengalir
pada suatu kawasan yang dibatasi oleh titik-titik tinggi dimana air tersebut
berasal dari air hujan yang jatuh dan terkumpul dalam sistem tersebut.
Air pada DAS
merupakan aliran air yang mengalami siklus hidrologi secara alamiah. Selama
berlangsungnya daur hidrologi, yaitu perjalanan air dari permukaan laut ke
atmosfer kemudian ke permukaan tanah dan kembali lagi ke laut yang tidak pernah
berhenti tersebut, air tersebut akan tertahan (sementara) di sungai,
danau/waduk, dan dalam tanah sehingga akan dimanfaatkan oleh manusia atau
makhluk hidup.
Air hujan yang
dapat mencapai permukaan tanah, sebagian akan masuk (terserap) ke dalam tanah
(infiltrasi), sedangkan air yang tidak terserap ke dalam tanah akan tertampung
sementara dalam cekungan-cekungan permukaan tanah (surface detention)
untuk kemudian mengalir di atas permukaan tanah ke tempat yang lebih rendah (runoff),
untuk selanjutnya masuk ke sungai. Air infiltrasi akan tertahan di dalam tanah
oleh gaya kipler yang
selanjutnya akan membentuk
kelembaban tanah. Apabila tingkat kelembaban air tanah telah cukup
jenuh maka air hujan yang baru masuk ke dalam tanah akan bergerak secara
lateral (horizontal) untuk selanjutnya pada tempat tertentu akan keluar lagi ke
permukaan tanah (subsurface flow) yang kemudian akan mengalir ke sungai.Batas wilayah
DAS diukur dengan cara menghubungkan titik-titik tertinggi di antara wilayah
aliran sungai yang satu dengan yang lain.
Daerah aliran sungai atau (DAS)adalah sungai induk
beserta anak-anak sungai yang membentuk suatu kompleks sungai, contoh daerah
aliran sungai antara lain: DAS Mahakam
di Kalimantan, DAS Rhein di Eropa, DAS Misissisipi di Amerika Serikat, dan
sebagainya.Pada garis besarnya badan sungai dapat dibedakan menjadi tiga bagian
yaitu:
Bagian Hulu Sungai (terletak di sekitar
gunung)
Ciri-ciri dari sungai bagian hulu,
antara lain:
1. Kemiringan
sungainya sangat besar.
2. Aliran
sungai deras dan banyak ditemukan jeram (air terjun).
3.
Erosi sungai sangat aktif.
4. Erosinya
kearah vertical (ke arah dasar sungai).
5. Lembah
sungainya berbentuk V.
Bagian Tengah Sungai
Ciri-ciri
dari sungai bagian tengah, antara lain:
1.
Kemiringan sungai sudah berkurang.
2.
Aliran sungai tidak seberapa deras dan
jarang dijumpai jeram.
3.
Erosi sungai agak berkurang dan sudah
ada sedimentasi.
4.
Erosi sungai berjalan secara vertical
dan horizontal.
5.
Lembah sungainya berbentuk U
Bagian Hilir Sungai (terletak di daerah
muara sungai)
Ciri-ciri dari sungai bagian hilir,
antara lain:
1. Kemiringan
sungai sangat landai.
2. Aliran
sungai berjalan sangat lamban.
3. Erosi
sungai sudah tidak ada yang ada adalah sedimentasi.
4. Sedimentasi
membentuk daratan banjir dengan tanggul alam.
5. Lembah
sungai berbentuk huruf U.
2.3 MASALAH-MASALAH DAS DI INDONESIA
Faktor
– Faktor Penyebab Rusaknya DAS
Oleh karena daerah aliran
sungai dapat mencakup wilayah yang luas, sering kali mencakup beberapa wilayah
administrasi.Oleh sebab itu, pengelolaan DAS sering dilakukan secara lintas
wilayah dan lintas sektoral. Jika pada DAS tidak dilakukan pengelolaan, maka
akan terjadi degradasi dan kerusakan. Salah satu indikasi bahwa DAS telah
mengalami degradasi adalah terjadinya banjir.
Daerah aliran sungai merupakan
bagian dari sistem hidrologi. Kegiatan manusia yang dilakukan dalam suatu DAS
akan berpengaruh terhadap keseimbangan hidrologinya. Agar keseimbangannya tetap
terjaga, maka kita perlu menjaga kelestariannya dengan menyeimbangkan
penggunaan lahan dengan kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, mencegah
pencemaran, dan mencegah penurunan kualitas DAS.
Penurunan kualitas dan
kerusakan DAS dapat dilihat dari beberapa petunjuk, antara lain adanya
perubahan keseimbangan debit air sungai pada saat musim hujan dan musim
kemarau, banjir di daerah hilir, air sungai yang keruh karena banyak mengandung
sedimen lumpur, banyak organisme sungai yang mati karena pencemaran limbah
kimia, dan banyaknya sampah rumah tangga di sungai. Berikut beberapa tindakan yang
menyebabkan penurunan dan kerusakaan DAS.
1) Penebangan Hutan yang
Berlebihan
Ingatkah kamu proses dalam
siklus hidrologi? Dalam siklus hidrologi, air hujan yang jatuh akan diserap
oleh tumbuhtumbuhan dan akan disimpan dalam tanah sebagai cadangan air tanah.
Jadi, cobalah bayangkan apa yang akan terjadi jika hutan-hutan yang berfungsi
sebagai daerah resapan air tersebut banyak yang ditebang?
2) Penutupan Danau dan Kantong-Kantong
Air Lainnya
Dengan adanya danau dan
kantong-kantong air lainnya, hujan yang jatuh tidak langsung mengalir ke bawah,
tetapi akan masuk dan mengisi cekungan-cekungan di dalam DAS, sehingga
kesempatan air untuk meresap ke dalam tanah lebih besar dan lebih lama.
Pikirkanlah apa yang akan terjadi jika danau dan kantong-kantong air di daerah
hulu tersebut ditutup untuk kepentingan perluasan permukiman, industri, dan
lain sebagainya.
3) Berubahnya Saluran Drainase
dan Sungai
Saluran drainase dan sungai
dapat berubah karena adanya pengendapan hasil-hasil erosi dan pembuangan sampah
oleh masyarakat ke saluran tersebut.Bentuk perubahan saluran drainase dan
sungai dapat berupa pendangkalan saluran, yang menyebabkan kapasitas
penampungan air menjadi berkurang.Coba umpamakanlah saluran drainase dan sungai
sebagai gelas. Apabila gelas kamu isi dengan air sampai penuh, kemudian kamu
masukkan air terus-menerus, apa yang akan terjadi? Ya, begitulah banjir yang
terjadi akibat curah hujan yang tinggi ditambah dengan daya tampung saluran
drainase dan sungai yang telah berkurang.
4) Pembuangan Limbah Berbahaya
Limbah-limbah yang mengandung
bahan kimia bisa berasal dari limbah domestik, limbah industri, pengolahan
lahan, dan lain sebagainya, dapat menurunkan kualitas air sungai dan berbahaya
bagi makhluk hidup yang memanfaatkan air
2.4 MACAM-MACAM
DAS
DAS dibedakan menjadi dua, yakni:
- DAS gemuk: DAS jenis ini memiliki daya tampung yang besar, adapun sungai yang memiliki DAS seperti ini cenderung mengalami luapan air yang besar apabila terjadinya hujan di daerah hulu.
- DAS kurus: DAS jenis ini bentuknya sempit, sehingga daya tampungnya pun kecil. Manakala hujan turun di daerah hulu, tidak terjadi luapan air yang tidak terlalu hebat.
2.5 BENTUK DAS
Bentuk DAS ada tiga jenis, yaitu:
- Bentuk Bulu Ayam: DAS bentuk bulu ayam memiliki debit banjir sekuensial dan berurutan. Memerlukan waktu yang lebih pendek untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang lebih curam daripada bentuk lainnya.
- Bentuk Kipas: DAS berbentuk kipas memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai dan memiliki waktu yang lebih lama daripada bentuk bulu ayam untuk mencapai mainstream. Memiliki topografi yang relatif landai daripada bulu ayam.
- Bentuk parallel / Kombinasi: DAS bentuk kombinasi memiliki debit banjir yang terakumulasi dari berbagai arah sungai di bagian hilir. Sedangkan di bagian hulu sekuensial dan berurutan.
2.6 UPAYA PELESTARIAN DAS
Agar DAS tidak mengalami kerusakan
maka perlu usaha pemeliharaan sehingga unsur-unsur yang ada di dalam DAS (unsur
fisik, kimia, dan biologi) tetap terjaga kelestariannya.
Usaha menjaga kelestarian DAS dapat dilakukan dengan konservasi
lahan di dalam DAS tersebut dengan dua metode, yaitu
1) Metode Vegetatif
a) Penghutanan kembali lahan hutan gundul.
b) Penghijauan pada lahan terbuka dan berlereng curam dengan
penanaman pohon-pohon serta rerumputan.
c) Penutupan lahan terbuka dengan tanaman penutup.
d) Penanaman dengan cara melajur sesuai garis ketinggian (kontur).
e) Menutup lahan terbuka dengan sisa-sisa tanaman agar bisa
ditumbuhi semak-semak.
2) Metode Mekanik
a) Pembuatan selokan atau saluran air.
b) Pembuatan terasering pada lereng curam dengan mengikuti garis
kontur.
c) Pembuatan sumur resapan.
d) Pembuatan talud dan tanggul pada lereng-lereng curam.
2.7
POLA ALIRAN (DRAINAGE PATERN)
Pola aliran atau susunan
sungai pada suatu DAS merupakan karakteristik fisik setiap drainase basin yang
penting, karena pola aliran sungai mempengaruhi efisiensi sistem drainase dan
akrakteristik hidrografis, dan pola aliran menentukan bagi pengelola DAS untuk
mengetahui kondisi tanah dan permukaan DAS khususnya tenaga erosi.
Pola sungai atau bentuk umum sungai tergantung
zona geologi di lokasinya. Berdasarkan adanya pengaruh tersebut terdapat
beberapa pola sungai, yaitu :
1.
Meadering ( berkelok )
2.
Brainded
3.
Straight ( lurus )
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3.1 SUNGAI
TEMBUKU
Sungai Tembuku adalah anak sungai
yang melintasi sejumlah kelurahan mulai dari Kelurahan Tambak Sari di Kecamatan
Jambi Selatan, Kelurahan Sulanjana Kecamatan Jambi Timur, Kelurahan Talang Jauh
Kecamatan Jelutung hingga Kelurahan Kasang dan Sijenjang dan bermula di Sungai
Batanghari.
3.2 AKTIFITAS
DI SUNGAI TEMBUKU
Pada saat ini dilakukan
proyek Normalisasi Sungai Tembuku dengan anggaran Rp 287 miliar dari APBN
ditargetkan rampungnya proyek multiyer kemungkinan pada tahun 2017 dan pintu
air untuk menjaga debit (pada hari hujan pintu air dibuka dan jika surut pintu
air ditutup). Akan dibangun pula jembatan selebar 15 m sebagai pengganti box
culvert.
Aktifitas muat angkut hasil
tambang di antaranya hasil tambang batu
bara. Hal ini mengakibatkan terhambatnya proses normalisasi DAS
Batanghari yang sudah berlangsung sejak tahun 2014 serta rusaknya ekosistem.
3.3
KECEPATAN ALIRAN SUNGAI TEMBUKU
Debit
air adalah kecepatan aliran zat cair per satuan waktu. Untuk dapat menentukan
debit air maka kita harus mengetahui satuan ukuran volume dan satuan ukuran
waktu terlebih dahulu, karena debit air berkaitan erat dengan satuan volume dan
satuan waktu.
Rumus debit air
Dimana, Q = debit ( m3/s
)
V = volume ( m/s
)
A = luas penampang ( m2 )
Debit Air Sungai Tembuku
50
m
Asumsi
bentuk penampang Sungai Tembuku
Luas Penampang;
T1 à ½ at T2 à a x b T3 à ½ at
No.
|
Titik
|
V ( m/s)
|
Kedalaman (m)
|
Lebar (m)
|
Q = V.A (m3/s)
|
1.
|
Titik
1
|
V1 = 0,25
|
0,
73
|
2
|
0,1825
|
|
|
V2 = 0,25
|
0,80
|
3
|
0,2000
|
|
|
|
|
|
Q1
rata-rata= 0,1913
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Titik
2
|
V1 = 0,11
|
0,44
|
2
|
0,0484
|
|
|
V2 = 0,11
|
0,63
|
2
|
0,1386
|
|
|
|
|
|
Q
2 rata-rata =0,0935
|
|
|
|
|
|
Q TOTAL = 0,1424
|
GAMBARSURVEY
|
|
|
|
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Daerah
Aliran sungai (DAS) Tembuku merupakan bagian dari daerah aliran sungai
Batanghari, yang terdapat di kelurahan kasang, dan daerah aliran sungai tembuku
sangat membantu perkembangan kegiatan bongkar muat tambang dan salah satu
buktinya di bagian hilir sungai tembuku terdapat bongkar muat barang tambang,
yakni batu bara.
4.2. Saran
Hendaknya Pemerintah dan Masyarakat
bekerja sama dan sama-sama bekerja untuk merawat dan melindungi Daerah Aliran
Sungai (DAS) Tembuku agar ekosistem yang terdapat di sana tidak rusak.
Komentar
Posting Komentar